Tugas Akhir Semester Mata kuliah Etika Profesi Pendidik , Dosen Pengampu : Salimudin, M.Pd
Disusun guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
Etika dan Profesi Pendidik , Dosen Pengampu : Salimudin, M.Pd
Disusun Oleh :
1.Khaerul Anwar ( 1515500041 )
2.Muhammad Fatchurrohman ( 1515500053 )
3.Prayoga Legawa (1515500068 )
Semester/Kelas : 2B
PROGRAM STUDI PBSID
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Komponen
pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam
keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau pengarahan
terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan
tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan set induction,
yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Keterampilan
membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pelajaran yang harus
dilalui. Untuk lebih jelas makalah kami akan menyajikan tentang keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
Guru
merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah falsafah yang
sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau
arti sempit guru adalah seseorang yang kerjanya mengajar atau memberikan
pelajaran di sekolah atau kelas. Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang
yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab
dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir
dan bertindak. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri
di depan kelas saja untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan
tetapi guru juga merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa
bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menuju sebuah
cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut, maka dibutuhkan
keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Sebagai penguasaan
keterampilan dasar mengajar, microteaching menjadi salah satu persyaratan utama
dalam proses pembelajaran. Menurut Suwarna, (2006:66-92) keterampilan dasar
yang dipelajari dalam microteaching adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran,
2. Keterampilan
menjelaskan,
3. Keterampilan
bertanya,
4. Keterampilan
memberikan penguatan,
5. Keterampilan
menggunakan media,
6. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil,
7. Keterampilan
mengelola kelas,
8. Keterampilan
mengadakan variasi, dan
9. Keterampilan
mengajar perorangan dan kelompok kecil.
Dalam
makalah ini, kami membahas satu dari sembilan keterampilan mengajar, yaitu
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian keterampilan membuka pelajaran?
2. Apa tujuan dari membuka pelajaran?
3. Apa
saja prinsip-prinsip dalam mebuka pelajaran?
4. Bagaimana
komponen-komponen dalam membuka pelajaran?
5. Apa
pengertian keterampilan menutup pelajaran?
6. Apa
tujuan dari menutup pelajaran?
7. Apa saja prinsip-prinsip dalam menutup
pelajaran?
8. Bagaimana komponen-komponen dalam menutup
pelajaran?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
2. Mengetahui tujuan keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
3. Mengetahui manfaat keterampilan
membuka dan menutup pelajaran.
4. Mengetahui prinsip-prinsip
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
5. Mengetahui komponen-komponen
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
6. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PELAJARAN
Keterampilan dasar menulis mengajar
sangatlah penting bagi seorang guru yang professional. Disamping
menguasai substansi bidang studi yang dikuasainya keterampilan dasar mengajar
juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang guru dalam
proses belajar mengajar. Pada dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan
pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar
tersebut. Salah satunya adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Membuka dan menutup pelajaran
merupakan bagian yang sangat penting didalam proses pembelajaran. Membuka
pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia yang menggambarkan tidak hanya
bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka pelajaran memberi
gambaran nyata tentang pelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini membantu
guru mendapatkan informasi langsung tentang yang akan kesiapan siswa mengikuti
pelajaran, sejauh mana siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan
hendak dicapai. Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai dengan kondisi
awal siswa dikelas tersebut.
A. Membuka
pelajaran (set induction)
1. Pengertian
membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah seberapa
jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam
pelajaran tertentu.
Menurut Soli Abimanyu membuka
pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal – hal yang akan
dipelajari.
Menurut Sanjaya membuka pelajaran
atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah
mencapai kompetensi yang diharapkan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa
terpusat pada hal – hal yang akan dipelajarinya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah keterampilan membuka pelajaran adalah
perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak
didik agar berpusat pada yang akan dipelajari.[4]
Menurut Sardiman mengemukakan yang dimaksud membuka
pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar
mengajar untuk suatu jam pelajaran. Dengan kata lain, kesan pertama yang baik
akan membuahkan hasil baik pula.
Menurut Mulyasa juga menambahkan bahwa membuka pelajaran merupaka suatu
kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik
perhatian peserta didik secara optimal agar mereka memusatkan diri sepenuhnya
pada pelajaran yang akan disajikan.
Membukan pelajaran (set induction),
adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental,
menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat pada
kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan membuka pelajaran bukanlah kegiatan
basa – basi tanpa arah yang jelas. dengan membuka pelajaran dimaksudkan untuk
menkondisikan siap mental bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karna
itu, siap guru dituntun melatih diri agar memiliki keterampilan membuka
pembelajaran dengan baik dan tepat.
Jika siswa sejak awal sudah memiliki
kesiapan untuk belajar, maka tidak terlalu sulit bagi guru untuk mengaktifkan
siswa dalam langkah pembelajaran selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran).
banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan
merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata
lain, bahwa kesan pertama yang baik akan membuahkan hasil yang baik.
Hubungan yang tercipta antara guru
dan siswa pada waktu interaksi belajar mengajar berlangsung, sesungguhnya ada
dan dapat diamati tetapi dengan cara yang tidak langsung.
Kalimat – kalimat awal yang
diucapkan guru menentukan keberhasilan jalannya sebuah pelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada metode mengajar guru diawal
pelajaran. Seluruh persiapan dan rencana sebelum mangajar dapat menjadi tidak
berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
Dalam tahap ini, yang perlu
dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar diantara
anggota kelas.
Berdo’a dan ucapan yang lembut pada
waktu pelajaran dimulai, misalnya “ selamat pagi saudara / anak – anak” atau
menanyakan siapa – siapa hari itu tidak masuk, apa sebabnya tidak masuk dan
lain sebagainya akan mempunyai arti yang penting bagi siswa. Ucapan tersebut
seakan – akan menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi dibuka dan
guru telah siap membimbing siswa dengan cinta dan kasih yang tulus. Pada diri
siswa akan tumbuh rasa hormat, senang, tentram dan bergairah dalam kelompok
siswa yang sedang belajar dengan mengorbankan exsistensi pribadinya.
2. Tujuan
membuka pelajaran
Untuk menciptakan kondisi kesiapan
mental siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran
tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat adminitrasi :
· Mengecek
kehadiran siswa
· Menyiapkan
alat – alat pejaran
· Mempersiapkan
buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.
Kegiatan atau pemeriksaan yang
bersifat adminitrasi saja pada mengawali pembelajaran, belum tentu akan
mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal. Dengan
demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal – hal
yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya
mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka tujuan dari keterampilan
membuka pelajaran adalah :
1. Membangkitkan
motivasi dan perhatian
2. Membuat
anak didik memahami bentuk tugas
3. Menyiapkan
mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
4. Menyadarkan
siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki/ diketahui
dengan yang akan dipelajari
5. Memberikan
gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
3. Prinsip-prinsip
membuka pelajaran
Menurut Marno dan Idris
(2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan membuka pelajaran yaitu:
1. Singkat,
padat dan jelas
2. Tidak
diulang-ulang atau berbelit-belit
3. Menggunakan
bahasa yang mudah dipahami anak
4. Disertai
contoh atau ilustrasi seperlunya
5. Mengikat
perhatian anak
Sedangkan menurut Joni (1984:4-5),
ada dua prinsip, yaitu:
1) Bermakna
Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru
harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.
2) Berurutan
dan berkesinambungan
Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan
oleh guru akan bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan sesuai
hirarkinya. Guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok pelajaran
hendaknya merupakan bagian yang utuh. Hubungan antara pendahuluan dengan inti
pelajaran serta dengan tugas-tugasnya akan dikerjakan sebagai tindak lanjut
Nampak jelas dan logis.
4. Komponen-komponen
dalam membuka pelajaran
Sebagaimana diketahui kegiatan
membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal kegiatan. Komponen
keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Menarik
perhatian siswa
1. Memvariasikan
gaya mengajar guru
Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat
menarik perhatian siswa
- Pola
interaksi yang bervariasi
(djamarah, syaiful Bahri.2005) pembelajaran adalah
suatu proses komonikasi, komonikasi pembelajaran yang dikembangkan secara
interaktif akan menarik perhatian siswa, karena suasana pembelajaran tidak
menonton, varisai komonikasi pembelajaran, misalnya kapan saat yang tapat untuk
klasikal, individu, kelompok.
- Tempat
belajar, misalnya selaen belajar didalam kelas, juga untuk menarik perhatian
siswa, guru dapat merancang pembelajaran dilakukan diluar kelas, laboratorium,
perpustakaan, atau tempat belajar lainnya yang memungkin pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efesien.
b. Menumbuhkan
motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
- Membangun
suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomonikasi
secara kekeluargaan.
- Menimbulkan
rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang
sedang hangat dibicarakan.
c. Memberi
acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat
dilakukan dengan cara:
- Mengemukakan
tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan.
- Menjelaskan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa memahami apa yang
harus dilakukan.
- Menjelaskan
target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran berlangsung
d. Membuat
kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka
pembelajran guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang
akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai siswa siswi (pengetahuan
siap) disamping itu perlu dikaitan dengan pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa
siswi.Cara yang dapat dilakukan guru menurut Mulyasa (2005:88) antara lain
dapat berupa:
- Mengajukan
pertanyaan apersepsi
- Mengulas
sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
- Mengaitkan
materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa siswi
- Menghubungkan
hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan
B. Menutup
Pelajaran ( Closure )
1. Pengertian
menutup pelajaran
Belajar dapat dikatakan suatu proses
yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu proses yang tidak berhenti
atau merupakan suatu proses yang berkalanjutan menuju kearah
kesempurnaan.setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru dan
siswa,hanyalah merupakan suatu terminal saja untuk kemudian beranjak
keinteraksi selanjutnya pada hari atau minggu lain, jadi akhir suatu pelajaran
bukan bearti seluruh proses belajar atau interaksi telah selesai sama sekali.
Oleh karena itu,suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir pelajaran sangat
diperlukan agar pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan
berlangsung baik.
Menurut Zainal Asril mengemukakan bahwa menutup
pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru dalam mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan
hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pembelajaran dengan cara memberi
suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup
pelajaran dilakukan bukan di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir
pokok selama satu jam pelajaran.
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah, menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti
pelajaran.
Menurut Moch Uzer Usman mengemukakan, menutup
pelajaran (clouser) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Menurut Soli Abimanyu
menutup pelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan init pembelajaran.
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan
membuka pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti juga
dalam membuka pelajaran, dalam rangka menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan
bersama-sama dimana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan
atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengontrol suatu episode
pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.
2. Tujuan
menutup pelajaran:
- Untuk
memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
- Mementapkan
pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
- Untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
- Untuk
memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3. Prinsip-Prinsip Menutup Pelajaran
1. Bermakna
Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi
siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan
yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan.
2. Berurutan
dan berkesinambungan
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan
atau merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh.
Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini memerlukan adanya suatu
susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis
antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang
jelas dan tepat.
4. Komponen-komponen
menutup pelajaran
a. Untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir penggal
kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa.
Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan membuat inti
pelajaraan.
b. Menilai
(mengevaluasi)
- Tanya
jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan,kelompok
atau klasikal
- Mendemontrasikan
ide baru pada situasi lain
- Menyatakan
pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa memberikan
pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik pendapat itu berupa
pendapat perorangan maupun pendapat kelompok
- Memberikan
soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula
c. Tindak
lanjut
Altematif lain yang dapat dilakukann
guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut
(Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan tindak lanjut yaitu upaya
menindak lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik berkenaan
dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka mengamlikasikan
pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis. Jika kegiatan
tindak lanjut bisa berupa pekerjaan rumah(pr), megerjakan tugas-tugas tertentu
(proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan, wawan cara sederhana atau
kegiatan lain atau yang sejenis.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dalam keterampilan Membuka dan
menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting didalam proses
pembelajaran. Membuka pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia yang
menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang.
Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan
dilaksanakan. Kegiatan ini membantu guru mendapatkan informasi langsung tentang
yang akan kesiapan siswa mengikuti pelajaran, sejauh mana siswa sudah mencapai
kompetensi yang sudah ditetapkan hendak dicapai. Dengan demikian pembelajaran
akan dimulai sesuai dengan kondisi awal siswa dikelas tersebut.
Mengakhiri pelajaran atau menutup
pelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran, walau tentu saja berbeda
tujuan dan fungsinya. Seperti juga dalam membuka pelajaran, dalam rangka
menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana murid semua kelas
yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara
utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Asril,
Zainal. 2012. Micro Teaching. Jakarta : Raja Wali pers
Komentar
Posting Komentar